Yogyakarta merupakan gudang wisata, mulai dari budaya, kearifan lokal, hingga kuliner. Salah satu kuliner yang menjadi khas Kota Yogyakarta adalah angkringan. Angkringan selalu dapat menjadi tempat bersantai pilihan karena banyak hal dapat terjadi di angkringan yang tidak bisa didapat di tempat makan lain.
Wisata kuliner angkringan khas Yogyakarta menyuguhkan keakraban kepada setiap pembeli yang singgah. Lokasi angkringan sering kali kita lihat di pinggir-pinggir jalan, hal tersebut membuat kita beranggapan bahwa angkringan adalah tempat makan yang kotor, tidak higenis, dan sebagainya. Begitulah adanya angkringan, hal-hal seperti itu memang tidak bisa dipungkiri lagi. Sekalipun ada anggapan seperti itu, angkringan-angkringan di Yogyakarta tetap eksis dan selalu didatangi pengunjung. Para penjual pun selalu pulang dalam keadaan gerobak angkringannya kosong (laris). Hal ini membuktikan bahwa angkringan selalu dapat menjadi pilihan untuk berwisata kuliner.
Meskipun merupakan wisata kuliner, kita tetap harus pilih-pilih angkringan yang akan kita kunjungi. Tidak semua pedagang angkringan menjaga kebersihan lingkungan angkringan, hal ini akan menjadikan lokasi angkringan tersebut kumuh. Selain kebersihan lingkungan angkringan, kita juga harus cermat dengan alat-alat makan yang disediakan di angkringan tersebut.
Penerangan di angkringan memang disengaja remang-remang, bukan karena supaya pengunjung tidak melihat jika ada kotoran tetapi supaya menjaga suasana supaya kearifan lokal tetap berlangsung. Para pengunjung angkringan biasanya sudah langganan dan menjadikan angkringan tersebut sebagai tempat berkumpul dan bercengkrama. Pada umumnya pelanggan angkringan supel dengan pengunjung baru, sehingga pengunjung baru tersebut tidak merasa terasing.
Jadi, angkringan merupakan wisata kuliner yang tepat di Yogyakarta yang selalu ada hubungan sosial antar-pengunjung.
Selamat ngangkring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.